“DIALOG PENDEK DI DALAM ANGKOT”
Suatu ketika, saya berada dalam sebuah angkutan. Terdengar dua orang anak gadis berusia tanggung sedang mengobrol.
“Apa sih susahnya membuat brownies?” . Terucap dari mulut seorang gadis berambut sebahu, bertubuh gempal. Bibirnya mencibir. Dahinya mengerenyit. Membuat matanya yang sudah sipit hanya tinggal segaris saja.
“Memang kamu sudah pernah bikin?” Temannya, si gadis berkaca-mata menyelidik.
“Belum sih..belum sempat. Tapi kan tinggal dibaca saja cara membuatnya. Di majalah juga banyak..”
“ Jadi kamu juga belum pernah bikin ???!!! Huuuh…jangan ngomong dong kalo belum pernah nyoba! Buktikan dulu, kalo sudah sukses baru bilang gampang!” Seketika ekspresi kesal tampak di wajah si gadis kaca -mata.
*******
Cerita di atas hanyalah setitik ilustrasi, dari kisah-kisah sejenis yang kerap kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari: menganggap remeh hasil pekerjaan orang lain, yang justru oleh dirinya sendiri belum pernah dilakukan !
Saya jadi teringat kepada anak saya, si bungsu (atau penonton bola pada umumnya) jika sedang menonton pertandingan bola. Dia akan marah kepada pemain yang melakukan kesalahan dalam pertandingan, seolah dirinya adalah pemain professional…
Lucu, bukan?
Tentu saja kita tidak diharapkan menjadi seperti itu! Notabene, kita adalah seorang pendidik. Tak dapat dipungkiri, dalam jiwa pendidik sudah seharusnya tertanam prinsip “tut wuri handayani”. Terlebih dalam peran/ kapasitas kita baik sebagai orang tua maupun sebagai guru, seharusnya dapat menghargai pencapaian yang telah dilakukan oleh orang lain, meskipun sekecil atau seringan apapun itu.
Selamat pagi, jangan rikuh untuk berkarya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar